Adalah Dia

Kadang yang tidak kita sangka, mampu membuat kita nyaman. Dulu yang kita anggap hanya seorang adik dan ngegemesin, mampu membuat nyaman dan salah tingkah. Siapa menyangkanya? Siapa yang mampu memprediksi? Siapa yang mampu menolak?

Adalah dia yang tidak terlalu jauh dan cukup akrab. Cukup cuek dan sinis, namun mampu membuat tertawa. Karena dia yang ku kenal dulu, ga seperti ini. Aku tidak canggung dengan kesinisannya, tidak tersinggung dengan kecuekannya. Toh juga dia turut membantu.

Adalah dia yang tidak disangka untuk membuat nyaman. Sudah cukup lama kenal, sudah sedikit memahami, tapi tak pernah sedikitpun terbersit untuk merasakan kenyamanan itu. Kadang kita lelah mencari yang jauh, tanpa kita sadari yang dekat mampu menciptakan kenyamanan.

Adalah dia yang mampu membuatku melupakan keluh kesah akan masa depan dan masa lalu, walaupun sejenak. Sejenak yang membuat merasa nyaman saat berada bersamanya. Merasa masa depan bisa dilalui, masa lalu sudah dilalui dengan baik. Sejenak yang nyaman.

Merasa membutuhkannya, merasa hanya dia yang mampu membantuku menyelesaikan kesulitan-kesulitan kecilku. Moment-moment kecil mampu untuk membuatku tersenyum, moment besar membuatku tertawa ngakak. Seperti remaja saja.

Tidak mengharapkan kenyamanan itu akan ku rasakan sepanjang saat. Takut kenyamanan akan sirna jika mulai membicarakan hal yang serius. Aku menikmati kenyamanan yang seperti ini. Kenyamanan dalam diam, kenyamanan yang hanya bisa dirasakan sendiri. Biarlah kenyamananku menjadi urusanku, jika dia tidak nyaman, dia boleh pergi.


Adalah dia yang sudah lama kenal, dan menghadirkan kenyamanan beberapa waktu belakangan ini.