Memulai Bisnis Franchise

Dalam masyarakat kekinian, supermarket dan minimarket sudah menjadi gaya hidup. Banyak yang membeli kebutuhannya di supermarket atau minimarket. Mulai dari kebutuhan sehari-hari ataupun kebutuhan kantoran, semuanya tersedia. Mungkin yang paling akrab di keseharian kita adalah mini market. Contoh minimarket yang akrab dengan kita adalah Alfamart dan Indomaret. Dibeberapa kota besar ada juga Seven Eleven, Alfa Midi, Circle K, ataupun Lawson. Sistem minimarket ini adalah franchise atau waralaba.
Investasi dengan sistem franchise memiliki keuntungan bagi pebisnis pemula, karena tidak dibutuhkan pengalaman dalam berbisnis. Bagi mereka yang akan membeli bisnis franchise tidak perlu lagi bersusah payah untuk menjalankan bisnis ini dari awal dan tidak perlu harus jatuh bangun untuk memulai bisnis ini. Cukup dengan menyediakan modal dan lahan, kemudian mengikuti sistem yang ada, kita sudah dapat mempunyai usaha sekaligus berinvestasi.
Alfamart adalah contoh dari franchise yang cukup banyak diminati pebisnis. Selain gerainya banyak terdapat di lingkungan kita, Alfamart juga banyak mendapat kepercayaan atas pelayanan terbaik. Dengan motto “Belanja puas, harga pas”, harga di alfamart sedikit lebih murah dibandingkan dengan minimarket sekelasnya. Di Alfamart menjual kebutuhan sehari-hari dengan harga terjangkau dan berlokasi di sekitar perumahan.
Menurut Managing Director Alfamart, jika ingin membuka gerai Alfamart, dana investasi yang dibutuhkan sekitar 300-350jt. Uang iitu sudah termasuk renovasi dan equipment yang lengkap. Selain menyiapkan dana, calon investor juga harus memiliki lahan sebagai tempat berdirinya usaha dengan luas area minimum 80 m2, berbadan usaha serta memiliki ijin. Dalam pemilihan tempat, investor disarankan tidak menyewa per tahun karena akan memakan biaya lebih mahal. Lebih baik membayar uang sewa tempat untuk lima tahun dibayar dimuka. Karena untuk franchise feenya sekitar Rp. 45jt untuk lima tahun dan royaltinya 0-4 % tergantung penjualan. Untuk bisa balik modal diperkirakan membutuhkan waktu 3,5 tahun.

Kelebihan dan Kelemahan Bisnis dengan Franchise (Waralaba) Toko Alfamart
Jika ingin memulai bisnis waralaba, pertama harus dilihat kelebuhan dan kelemahan dari bisnis ini. Dengan prosedur dan perjanjian antar kedua belah pihak harus sama-sama menguntungkan.
Kelebihan apabila bisnis dengan Franchise (Waralaba) Toko Alfamart antara lain:
·         Tidak perlu repot mengurus Toko Alfamart karena semua telah diurus oleh pihak Alfamart mulai dari perekrutan dan pelatihan karyawan sampai pasokan barang, sehingga kita hanya menerima hasil bersih saja.
·         Pasokan barang-barang yang akan dijual ditoko Alfamart selalu terjaga, sehingga tidak kawatir kesulitan pasokan (supply) barang dagangan. Dan Alfamart sudah mempunyai nama (merk) yang cukup terkenal dan sudah diketahui kualitasnya.
·         Selain pendapatan utama dari Toko, kita bisa memperoleh pendapatan lain dari sewa tenant atau display produk.

Kelemahan apabila bisnis dengan Franchise (Waralaba) Toko Alfamart antara lain :
·         Untuk memulai bisnis dengan Franchise  (Waralaba) Toko Alfamart membutuhkan modal yang cukup besar, karena selain harus menyediakan modal untuk tempat usaha dan display serta supply barang dagangan juga harus membayar biaya franchise (franchise fee) yang jumlahnya cukup besar dan membayarkan royalty ke pihak Alfamart. Sehingga untuk mendapatkan pengembalian modal dan keuntungan membutuhkan waktu yang cukup lama.
·         Sebagai pemilik kita tidak dapat sepenuhnya mengelola Toko Alfamart karena seluruh manajemen dikelola oleh pihak Alfamart, sehingga apabila ingin mengelola suatu bisnis Toko maka Faranchise bukan pilihan yang pas.

Untuk memiliki Franchise (Waralaba) Toko Alfamart,  maka pihak pemegang merk Toko Alfamart memberikan 2 (dua) jenis pilihan investasi, yaitu dengan toko baru dan take over toko yang ada. Apabila Franchise (Waralaba) dengan cara Take Over Toko (mengambil alih toko yang sudah ada), maka investasi (modal) yang dibutuhkan (dikeluarkan) adalah bervariasi biasanya antara Rp.700.000.000,-  sampai dengan Rp.800.000.000,-, Besaran investasi tersebut bergantung kepada harga sewa (biaya franchise) untuk lima tahun, sales (penjualan) harian Toko Alfamart tersebut, harga/nilai buku fixed asset/aktiva tetap yang ada di toko tersebut dan Goodwill yang dimiliki toko tersebut.
Toko Alfamart yang di take over-kan (diambil alih) biasanya adalah toko alfamart yang sudah berjalan selama 1 (satu) tahun, dengan sales (penjualan) harian antara Rp.10.000.000, sampai dengan Rp.13.000.000,- dan dapat diperpanjang sewanya (hak franchise) sampai dengan 5 (lima) tahun.
Biaya yang harus dikeluarkan oleh Franchisee (Pemilik/ Penyewa Franchise / Waralaba Toko Alfamart) selain biaya investasi awal yang tersebut diatas adalah juga harus membayar royalty kepada pihak Alfamart dengan ketentuan sebagai berikut :

Penjualan Bersih (Rupiah)
% Royalty
0
s/d
150.000.000
0 %
150.000.000
s/d
175.000.000
1 %
175.000.000
s/d
200.000.000
2 %
200.000.000
s/d
250.000.000
3 %
250.000.000
s/d
Tidak terbatas
4 %

Royalty yang telah dibayarkan  ke pihak Alfamart dihitung secara progresif, tergantung kepada jumlah penjualan bersih bulanan gerai/toko yang bersangkutan dan tidak termasuk pajak.
            Melihat dari besaran modal dan kembalinya modal dan mendapatkan keuntungan dengan waktu yang relatif lama, maka diperlukan ide untuk mendapatkan resiko sekecil mungkin. Kalau ingin berbisnis franchise Alfamart, sebaiknya menggunakan uang pinjaman dengan jaminan properti. Misalnya bila kita sudah punya lahan atau property, maka kita bisa meminjam dengan jaminan properti, pinjaman tersebut bisa untuk membeli waralaba Alfamart. Bila ternyata dalam sebulan daja penghasilan dari waralaba itu lebih besar dari angsuran pembayaran pinjaman, maka bisa dibilang balik modal dibulan pertama. Ini jauh lebih baik dibandingkan mengeluarkan sejumlah uang dan nunggu bertahun-tahun untuk kembali modal, dan resiko relatif kecil (Arni Girsang).
(dari berbagai sumber)