Jomblo atau Single atau ga punya pacar, tetap menjadi status yang paling hina di dalam sebuah hubungan. Saya ambil kesimpulan ini dari beberapa pengalaman saya berinteraksi dengan beberapa orang.
Saya ambil salah satu contoh. Saya
punya teman dekat yang ketampanannya tidak diragukan lagi. Aku tau kepribadian
dia, yah sebagai sahabat dia curhat juga samaku. Tapi karena dia ga punya
pacar, dia di bully beberapa teman dikampus.
Atau, aku juga punya contoh, ketika
para jomblo pria berkumpul, mereka bisa di judge sebagai homo. Walaupun
sebenarnya didalam obrolan mereka, mereka mebicarakan para wanita gebetan
mereka.
Dari segi Jomblowati, malam minggu
bakal sendiri di kos/rumah. Mungkin sebagai penghiburan, bisa jalan dengan
teman-teman. Lebih kasarnya mungkin orang akan berujar ga laku.
Ada banyak kata-kata penghiburan
buat para Jombloers.
· JOJOBA (Jomblo-jomblo Bahagia)
Ah, terdengar sangat klise. Manusia
mana yang bahagia hidup sendiri.
- · Aku SINGLE, bukan JOMBLO.
Sampai sekarang aku ga bisa bedain
bedanya. Single dan Jomblo mempunyai artian sendiri, tidak mempunyai pasangan.
Ada yg bilang, Single karna emang ga mau mencari. Kalau Jomblo karna emang ga
laku. Alibi yang sangat klasik kurasa.
·
- Aku masih belum mau pacaran.
Ibarat diucapkan oleh anak yang baru
masuk SMP. Helllowww... anak SD aja uda pacaran skrg. Masa sih ga mau kalau
punya teman berbagi, aka pacar.
·
- Belum ada yang cocok.
Maygad..!! puzzle kalee dikatakan
cocok... ga akan cocok kalau engga dijalanin. Suka jengkel sendiri kalau dengar
jawaban seperti ini.
Ah, itulah dinamika dari para
Jombloers. Suka ketawa kalau dengar lagu Oppie-I’m single and very Happy.
Penghiburan sekaligus pembodohan. Siapa sih yang mau hidup sendiri? Bagiku,
Jomblo tetap yang paling Hina didalam sebuah hubungan. Setelah Buaya dan
Homo.
Setiap manusia diciptakan
berpasang-pasangan