Aku
punya teman kerja bareng. Baru 2 bulan kenal, dan kontraknya juga hanya 2
bulan. Sebagai orang yang suka berteman dengan siapa saja, aku cepat dekat
dengannya, dan tentu merasa nyaman. Sampai batas ini masih normal. Tak ada yang
istimewa.
Masa pertemanan kami yang singkat
tentu saja ada beberapa hal yang lucu. Misalnya saja, dari beberapa obrolan
kami, banyak yang dia suka, ternyata aku juga suka. Misalkan saja, bunga
matahari, vespa, keju. Lucunya, ketiga hal yang aku sukai ini adalah semacam
obsesi bagi ku semenjak kecil. Aku ingin ketika dewasa nanti punya taman bunga
matahari, atau saat punya kekasih, dia memberiku bunga matahari, bukan mawar,
krisan, atau bunga lain-lain. Diantara semua jenis motor, aku paling suka jenis
Vespa. Klasik dan Simple. Keju? Aku memang lebih suka keju dibandingkan coklat.
Aku suka asin, dibandingkan manis.
Oke, sampai masa itu, menurut ku
wajar saja. Tidak banyak orang yang memiliki kesukaan yang sama dengan ku. Kalaupun
ada, tidak sebanyak ini. Apalagi dia menyukai bagian dari obsesi masa kecil ku.
Dia teman yang baik.
Saat kontraknya habis, yah sebagai
teman sedikit merasa kehilangan. Masa 2 bulan cukup singkat, tapi sebagai orang
yang sangat menghargai pertemanan, aku sangat menghargai 2 bulan itu. Menurut penelitian,
kapasitas otak kita rata-rata mengenal 200 orang secara spesifik didalam
ingatan kita. Jika ada 1 orang baru dalam kehidupan kita, maka secara otomatis
akan ada 1 orang lama yang akan hilang dari ingatan kita secara random. Sampai kapan
dia bertahan dalam 200 urutan acak itu, tergantung seberapa lama komunikasi
berlangsung, dan berapa banyaknya jumlah pertemanan ku yang bertambah.
Keanehan mulai terjadi. Saat pulang
kerja dan merasa lelah, aku istirahat sejenak. Aku bermimpi, aku sedang
bercengkrama dengan keluarga ku. Ada Bapak, Mama, Kak Iyen, Tere dan Gio dan
dia. Kita bercengkrama dengan sangat lepas, bercanda, tertawa lepas, seperti
masa dulu kita masih kumpul bersama. Yang aku masih sedikit bingung,
kehadirannya. Bukan tidak diinginkan, tapi mengapa ada? Keluarga ku juga sangat
menerimanya. Bahkan bapak yang sedikit protect sama kehadiran orang asing
(terutama teman pria anak gadisnya), cukup menerima kehadirannya. Bapak &
mama sangat rileks didalam mimpi itu, padahal mereka sudah di surga. Dan, sudah lamaaaaaaaa bgt orangtua ku tidak masuk dalam mimpi ku. Bahkan ketika aku merasa sangat merindukan mereka. Ketika aku bermimpi orangtuaku, kenapa ada dia?
Saat
aku bangun, sudah maghrib. Dan menurut pengalaman ku, mimpi menjelang maghrib
merupakan pertanda. Mimpi ku dulu sering jadi acuan mama untuk “pasang nomor”,
dan mimpi ku sering seperti memberikan isyarat buat ku dan orang terdekat ku. Aku
sedikit kepikiran dengan mimpi itu, karena akhir-akhir ini aku jarang mengingat
mimpi sendiri. Artinya apa. (pag)