Mungkin bagi
setiap wanita, belanja adalah untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan terlihat
lebih wah dari orang yang disekitarnya. Namun, bisakah kita para wanita
berfikir kalau belanja hanya untuk memuaskan hasrat dalam hal tawar-menawar
atau kepuasan kita tau letak harga barang mureah daripada ditempat yang biasa
kita belanja.
Begitu hal
yang aku alami. Pada dasarnya aku wanita yang cuek, tidak suka dandan, dan
terkesan tidak mau tau sama penampilan. Bahkan, untuk disuruh memilih selera
saja aku lebih memilih yang simple saja. Ketika kakakku yang seorang Designer,
ingin menjalankan sebuah bisnis menjual berbagai kebutuhan wanita seperti tas
dan baju, dia meminta padaku untuk membantu membelanjakan uangnya di Pasar
Grosir seputaran Jakarta.
Dimulai dengan
berbelanja di Pasar Senen. Aku udah sering ke Pasar Senen. Namun aku ga tau
kalau disitu menjual Jam Tangan dengan berbagai kualitas dan merk. Dari yang KW
sampai yang Asli. Aku lebih kaget lagi kalau segala jenis tas KW dijual disitu.
Dan harganya jauh beda dengan harga di Internet ataupun di pasar/mall lain.
Kita mulai perburuan mencari tas KW yang sekarang ini banyak dipakai sebagian
besar wanita. Kalau yang asli, harganya bisa jutaan cuy... harga di pasar Senen
cenderung lebih murah daripada di Tanah Abang dan Mangga Dua. Jadilah aku
membeli beberapa jenis dan merk tas KW yang konon katanya akan dijual lagi
dengan harga 2 kali lipat.
Perburuan kita
berikutnya ke Pasar Tanah Abang. Buset dah, ne pasar gede bgt. Seumur-umur, baru
kali ini liat pasar segede ini. Kalau di Tanah Abang pusatnya grosir pakaian.
Apa aja ada. Dari yang kecil, besar, bagus, atau dari bahan yang biasa saja.
Tempatnya juga berbeda-beda. Pokoknya, seharian ga sanggup buat muterin pasar
ini. Barang-barangnya juga relatif lebih murah daripada di Distro tempat biasa
aku beli baju. Hanya saja kita minimal harus beli 3. Tas juga tersedia disini.
Lebih bagus, namun untuk merk, mereka banyak jual merk yang baru. Dan tentu
saja sedikit lebih mahal daripada di Senen.
Perburuan
berikutnya di Pasar Johar, Semarang. Mencari batik tentunya. Pasar Johar pasar
terbesar di Semarang. Mungkin karena Semarang bukan pengrajin Batik, harga
Batik disini relatif lebih mahal daripada di Kereta kalau kita berhenti di
Pekalongan. Ada penjual asongan yang kalau kita naik kereta ekonomi, menjajakan
dagangannya. Harganya relatif murah, aku pernah beli kemeja batik seharga Rp.
20.000. Hanya saja pilihannya tidak terlalu banyak.
Pasar Klewer,
Solo dan Pasar Beringharjo, Jogja. Dipasar ini kita akan dimanjakan dengan
berbagai jenis dan model batik. Harganya juga beragam. Dan tentu saja, keahlian
tawar menawar sangat diperhitungkan untuk mendapatkan harga yang sesuai. Dan
kalau bisa, mampu berbahasa Jawa. Itu akan sedikit mempengaruhi penurunan
harga.
Begitulah
sedikit petualanganku dengan berbelanja. Upahnya? Biasanya aku akan beli
beberapa kebutuhanku. Sekalian nambah koleksi :). Sekalian kadang buat jajan
makanan khas di daerah yang kukunjungi. Aku hanya kadang merasa puas jika
mendapatkan harga yang murah. Kepuasan itu lebih penting kadang.