Sahabatku | Bagaimana aku Tanpa Mereka?

Selain Keluarga, sahabat adalah yang Tuhan berikan yang terbaik buatku. Manusia terbaik yang Tuhan berikan untukku saat kuliah untuk selalu menemani dan membantuku. Mereka hebat, buatku tidak manja, selalu mandiri tapi mereka sangat memperhatikanku. Oh well, itu yang ku rasakan. Karena biasanya pria suka menyangkal kalau sedang dipuji dan puja. Oh, sahabatku adalah pria. Keempatnya adalah pria hebat setelah Bapak dan Abangku!!
Lewat mereka aku belajar bagaimana saat pria jatuh cinta, PDKT, bagaimana pria yang tulus mencintai atau ragu untuk menyukai walaupun sudah saling kenal dan dekat, bagaimana pria yang hanya bercanda saat menjalin hubungan. Yah, mereka cerita samaku tentang bagaimana mereka menyukai seorang perempuan atau menceritakan perempuan yang dekat dengan mereka.
Mereka kadang ku jadikan alasan untuk menolak seorang pria yang berusaha mendekat. Akan ku katakan aku punya sahabat yang begitu protektif, jika ingin menjalin hubungan denganku, silahkan bertanya pada mereka. Beberapa ada yang mundur, dianggap aku punya pelindung-pelindung.
Hubunganku dengan pacar atau calon pacar atau yang pernah dekat dengan sahabatku tidak selalu berjalan dengan baik. Ada yang baru PDKT, langsung sinis denganku. Ada yang sudah jadian, sedikit menjauh dariku. Ada yang masa PDKT, ikut PDKT denganku (ini yang paling ku suka, dapat nastar soalnya J). Ada juga yang setelah putus baru dekat denganku.
Hubunganku dengan sahabatku juga tidak selalu berjalan dengan baik. Kadang pasang, surut, bahkan tenggelam. Yang aku suka saat mereka curhat tentang perempuan yang dia suka ke aku. Ada yang sukanya serius, ada yang sukanya karena bingung, ada yang sukanya cuma untuk teman chatting, ada yang sukanya “daripada ga ada lagi”, ada yang sukanya betah jadi “secret admirer”, ada yang sukanya karena “HOT”, ada yang sukanya karena yang dia suka ga suka sama dia, ada yang sukanya karena perbedaan agama. Ah, cerita mereka memang lucu dan aku suka.
Kata orang, jika perempuan dan laki-laki bersahabat, tidak akan mungkin muncul rasa cinta. Ah, itu tidak salah. Tapi masing-masing pintar menyembunyikan rasanya. Diantara keempat sahabatku, hanya 1 yang tidak pernah ku merasakan cinta sama sekali. Mungkin karena dia memperlakukanku seperti adiknya sendiri dan kadang suka nyeleneh kalau ngomong samaku, jadi sedikit ilfil sama dia. Kita sebut saja initial namanya B. Bagaimana dengan ketiga sahabatku yang lain? Ah, mereka istimewa. Semuanya sangat istimewa. Aku pernah menyukai dia saat pertama kali masuk kuliah, dia yang paling menarik diantara mereka berempat. Aku juga pernah menyukai dia yang sangat care diantara mereka berempat, dan saat itu dia malah menyukai orang yang paling tidak ku suka. Aku juga pernah menyukai dia yang paling pendiam, disaat aku merasa tidak ada lagi yang perduli, dia sangat memperhatikan.
Mereka kurang istimewa apalagi? Saat aku di RS, mereka menjenguk dan menguatkanku. Disaat aku hilang, mereka mencariku. Disaat aku jatuh, mereka mengangkatku. Disaat aku naik, mereka mendukungku. Disaat aku ditinggalkan, mereka menemaniku. Disaat aku patah semangat, mereka mendorongku. Sepertinya hampir disetiap moment sulit dalam hidupku, mereka selalu ada buatku. Mereka, sahabatku. Bukan mereka, pria-pria yang ngomong sayang dan cinta, tapi pergi saat merasa bosan atau jenuh. Mereka, sahabatku. Yang sangat istimewa, dikirimkan Tuhan buatku.
Aku sekarang berfikir egois, jika aku ingin menikah, aku hanya akan menikah dengan sahabatku. Yang sudah 9 tahun kita bersama. Aku sangat egoiskan? Bagaimana mungkin mereka mau menikah denganku? Hahaha...
Sengaja nama-nama mereka tak ku sebutkan. Silahkan bertanya langsung jika ingin tau. Aku hanya ingin nama mereka tersembunyi. Jangan sampai orang lain tau kalau keempat sahabatku ini punya sahabat perempuan yang freak, yang sangat menggilai mereka, yang sangat ketergantungan dengan mereka, dan selalu mencintai mereka.

Love u friends...(pag)