SEDERHANA

Sederhana dalam berfikir, sederhana dalam penampilan. Hal sederhana itu seringkali kita lupakan. Menjadi sederhana sangatlah sederhana, tapi tak sesederhana yang kita bayangkan.
Banyak hal rumit yang seharusnya bisa menjadi sederhana. Atau hal sederhana kita buat menjadi rumit. Kerumitan itu penyebab utama keruwetan.

Mari belajar menjadi sederhana, untuk hidup yang lebih sederhana dan berdampak bahagia.(pag)

Resume Buku; Guru di Atas Garis

RESUME BUKU
Judul               : GURU DI ATAS GARIS
                          Fondasi Menuju Revolusi Mental yang Sesunguhnya
Karya             : Sabam Sopian Silaban
Editor              : Kun Herrini
Desain Cover : Jigori Studio
Penyelaras Isi : Scrittoscript

Penerbit          : Scritto Books Publisher
                          Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta
                          Telp.: 0274-6411879
                          Email: scrittobookspublisher@gmail.com
ISBN               : 978-602-1659-52-6

Guru di Atas Garis
Fondasi Menuju Revolusi Mental yang Sesungguhnya
Sabam Sopian Silaban
xii+182hlm; 14 x 21 cm
Scritto Books Publisher, 2015


GURU DI ATAS GARIS
Fondasi Menuju Revolusi Mental yang Sesunguhnya

Berawal dari terbitnya buku Siswa di Atas Garis, keinginan untuk menulis Guru di Atas Garis menjadi tantangan tersendiri bagi penulis. Bagaimanapun untuk melahirkan Siswa di Atas Garis sebaiknya dari Rahim Guru di Atas Garis. Interaksi-interaksi yang terjadi dan terjalin dengan para pelajar di Indonesia dan para guru, baik guru formal maupun guru nonformal memberi wawasan tersendiri bagi saya. Debat-debit tentang ujian nasional, diskusi tentang situasi pendidikan. Curhatan beberapa guru tentang “protes orangtua” terhadap sikap guru menangani murid. Juga kegelisahan beberapa teman yang tak kunjung jadi PNS. Dan cerita minimnya gaji yangdiperoleh adik saya sebagai guru. Serta pengalaman secara langsung berhadapan dengan guru-guru di sekolah dan lembaga yang saya rintis. Memberikan pemahaman tersendiri. Betapa guru itu sebuah profesi yang agung. Guru itu sebuah tugas mahamulia.
Minimnya motivasi sebagian besar siswa untuk meraih nilai terbaik dari pembelajaran yang dimiliki membutuhkan guru-guru yang mampu memotivasi dan memiliki gairah mengajar tak kunjung habis. Sudah saatnya para murid menghargai proses (meninggalkan cara-cara belajar instan). Demikian halnya para inspiratornya, guru.
Jargon Revolusi Mental, perlu dipandang sebagai sebuah visi menjadi apa. Dibutuhkan butir-butir pencerahan terhadap revolusi mental tersebut. Dan tidak sekadar menjadi apa tetapi membuat apa.
Guru, sebagai garda terdepan kedua setelah orangtua menjadi pribadi dan tim yang perlu memiliki butir-butir pencerahan itu. Betapa uang sangat penting. Tetapi masih ada yang lebih penting daripada uang tersebut. Yaitu, fondasi yang tepat, benar, dan baik untuk medapatkan uang tersebut. Guru perlu mendapat penghasilan yang besar, tetapi yang lebih penting dengan menciptakan apa untuk memperoleh penghasilan yang besar tersebut.
Kekuatan pikiran yang besar akan melahirkan pribadi pemimpi besar dan ambisi. Itu bagus. Dan kekuatan pikiran yang besar dipadu dengan kekuatan hati akan menjadikan insan yang mampu bermimpi besar dan ulet. Namun jika tidak diikuti kekuatan fisik, akan serba tanggung.
Buku Guru di Atas Garis memberikan, lebih tepatnya mengingatkan kembali hakikat sebagai guru. Diawali dengan Bab 1 Impian lalu dilanjut dengan Otak Guru Hebat dan disambung dengan bab 3 mengukir Prestasi. Pada Bab 4 terdapat kesadaran yaitu Guru sebagai Pemimpin dikuti dengan Bab Model & Menghebatkan serta Bab 6 toleran dan Bab 7 Bertahan dan Move On. Sementaara di  Bab 9 para pembaca disuguhkan tentang Guru Penulis Murid Pencatat, dan Bab 10 gunakan Gaya Belajar sebagai bagian dari inovatif dilanjutkan dengan Bab 11 Guru itu Seorang pembicara dan Bab 12 tentang Kreatif lalu Bab 13 Uang, mendapat Lebih. Pada Bab 14 terdapat ide judul buku Guru di Atas Garis dengan Judul besarnya Abnormal. Bab pamungkas adalah terakhir, guru Sukses.
Buku ini mengajak merenungkan kembali makna panggilan sebagai pengajar. Menjadi guru seindahnya memiliki impian yang jauh lebih besar daripada murid. Dia pencerah yang tak habis akal alias kreatif. Guru menjadi insan terdepan dalam pemanfaatan otak dan pemaaf yang luarbiasa. Guru di Atas Garis menawarkan sebuah konsep dasar menuju revolusi mental. Konsep tersebut adalah Membangun Kesadaran Menciptakan Keteladanan. Melalui 3 bab tentang kekuatan akan mengantar kepada bab-bab kesadaran dan akhirnya terciptalah keteladan melalui perpaduan 5 bab pengetahuan.
Sebaiknya Bapak/ibu membaca bagian-bagian yang sengaja dikosongkan untuk diisi.Semoga buku ini menjadi salah satu pemotivasi dan penyemangat bagi para pencipta sekaligus generasi penerus Indonesia. Segera akan tercipta Indonesia yang kuat dan hebat pada masa mendatang. Bermental kuat, memiliki asih, asuh, dan asah yang kuat pula.


Surat Cinta untuk Orangtua di Surga

Apa kabar Mom, Dad?
Disini aku merindukan kalian. Sepi rasanya tanpa kehadiran kalian. Ga ada lagi yang mengingatkanku untuk selalu rajin berdoa, gereja, makan, belajar. Ga ada lagi yang mendengarkan ceritaku saat ku berbeban berat. Dan yang paling terasa, ga ada lagi yang mengucapkan namaku di setiap doanya.
Aku rindu masa kecilku Ma, Pak. Dimana aku bisa selalu bermanja, mengingatkanku disaat ku salah, memarahiku saat aku bermain terlalu banyak. Tau kah kalian aku sangat merindukan kalian? Saat kalian satu-persatu pergi meninggalkan kami, hati ini hancur. Tapi aku berusaha kuat, meyakinkan aku baik-baik saja, berharap kita bisa bertemu secepat mungkin.
            Maafkan aku Ma, terlalu sering menyakiti hatimu. Belum bisa menjadi Warni-mu yang kau banggakan. Terimakasih karena waktu aku kecil kau selalu bela aku disaat aku berantem dengan teman sepermainanku, bahkan saat aku bertengkar dengan kakakku. Terimakasih Ma, kau dengan sabar menghadapiku yang sangat keras kepala, bahkan disaatku dewasa pun.
            Aku rindu, Ma. Rindu saat kau mencari kutu ku sampai aku tertidur dipangkuanmu. Rindu saat aku tiap siang melempar jambu dari depan rumah kita. Katamu kau hanya bisa makan jambu yang sudah matang dan agak lembek saja. Rindu dengan soto mu. Sampai saat ini aku tidak doyan soto, tapi aku sangat rindu soto buatanmu, Ma. Rindu dengan senyumanmu, lesung pipi ini darimu.
            Maafkan aku Pak, terlalu sering mengecewakanmu. Aku belum bisa memenuhi banyak harapanmu, aku belum bisa menjadi nomer 1. Terimakasih karena begitu sabar menghadapi salahku. Terimakasih karena sudah mengajarkan kami arti pentingnya kejujuran, bukan hanya lewat kata-katamu namun perbuatanmu.

            Kenapa Bapak sudah jarang datang ke mimpiku? Kenapa Mamak belum pernah singgah ke mimpiku? Aku merindukan kalian, walaupun bertemu hanya lewat mimpi. Seandainya waktu bisa berputar, aku akan berusaha membuat kalian bahagia. Tenang di Surga karena kalian tidak lagi pusing mikirin anak keras kepala seperti Warni kalian J. Tapi aku akan berusaha melakukan yang terbaik untuk kalian, dan milikku yang paling berharga.