Di
suatu kerajaan ada seorang raja yang memiliki tiga orang putri. Putri bungsunya
bernama Psikhe. Psikhe ini sangat cantik sampai-sampai di daerahnya orang-orang
menjadi berhenti menyembah Afrodit dan mulai menyembah Psikhe sebagai dewi
kecantikan.
Meskipun
Psikhe tidak menghendaki semua perhatian ini, tetap saja Afrodit marah karena
kecantikannya tersaingi. Afrodit lalu memanggil Cupid (Eros), putranya. Afrodit
menyuruh Cupid untuk membuat Psikhe jatuh cinta kepada lelaki terjelek di
dunia. Karena sudah terbiasa melakukan tugas seperti itu dari ibunya, Cupid pun
langsung saja terbang mencari Psikhe.
Patung Cupid
Tetapi
ketika Cupid melihat Psikhe, dia malah terpesona sampai tidak sengaja ia
menusuk tangannya sendiri dengan anak panah cinta. Cupid pun jatuh cinta kepada
Psikhe dan tidak jadi melakukan perintah Afrodit.
Setelah
beberapa lama, Afrodit yang terus memantau Psikhe menyadari adanya suatu
keganjilan, kenapa Psikhe belum juga jatuh cinta pada siapapun? Akhirnya
Afrodit langsung turun tangan. Ia mengutuk Psikhe sehingga tidak ada seorangpun
yang mau melamarnya.
Beberapa
tahun berlalu, tidak ada seorang pun yang datang melamar Psikhe sementara
usianya sudah cukup untuk dia menikah. Orangtua Psikhe cemas dan pergi ke
orakel untuk meminta nasehat.
Cupid
membuat Oracle berkata bahwa Psikhe tidak ditakdirkan untuk menikahi seorang
manusia, melainkan Psikhe harus menikah dengan suatu makhluk yang tinggal di
sebuah gunung.
Psikhe
dan Orangtuanya bersedih, karena menyangka Psikhe ditakdirkan untuk menikah
dengan seekor monster. Setelah perdebatan yang cukup panjang, Psikhe akhirnya
berhasil meyakinkan orangtuanya untuk merelakan putri bungsu mereka mengikuti
jalan yang telah ditentukan oleh takdir.
Psikhe
meninggalkan tempat tinggalnya. Semua orang merasa sedih melepas kepergian
Psikhe, karena entah disebabkan oleh kecantikan fisiknya atau juga kebaikan
hatinya, Psikhe berhasil menjadi wanita yang dicintai oleh masyarakat
sekitarnya.
Psikhe
berjalan menuju gunung yang dimaksud. Ia terus berjalan sambil memberanikan
diri. namun karena ia tidak kuat menahan rasa takutnya, ia menitikkan air mata.
Tiba-tiba datanglah Zefiros, dewa angin barat. Zefiros lalu membawa Psikhe dari
gunung itu menuju seuatu tempat.
Setelah
diturunkan oleh Zefiros, Psikhe melihat sebuah hutan yang indah. Ia pun
berjalan menembusnya, hingga ia sampai ke sebuah tanah lapang yang ditumbuhi
rumput. Di tengah tanah lapang itu, terdapat sebuah rumah indah yang nampak
seperti istana.
Tiba-tiba
terdengar sebuah suara yang mengatakan bahwa tempat itu dibangun untuk tempat
tinggal Psikhe dan disana ada banyak pelayan yang tidak terlihat untuk memenuhi
kebutuhan Psikhe. Gadis cantik itu sangat gembira mendengarnya.
Di
malam hari, tempat itu sangat gelap dan tidak ada cahaya sama sekali. tiba-tiba
Psikhe mendengar suara seorang laki-laki. Suara itu terdengar halus dan ramah.
"Apa
ini monster yang dibilang orakel?" pikir Psikhe ragu.
Cupid meninggalkan Psikhe saat usai berhubungan badan
Psikhe
dan Cupid lalu menghabiskan setiap malam dengan berhubungan seksual bersama.
Namun Psikhe tidak bisa melihat wujud suaminya karena memang suasananya sangat
gelap gulita. Psikhe pun memohon agar suaminya menampakkan diri di siang hari.
Namun dengan sedih suaminya terus menolak dengan berkata, "Jika kau
melihat wujudku, maka saat itu juga kebahagiaan kita akan berakhir."
Lama-kelamaan
Psikhe merindukan keluarganya, awalnya Cupid menolak tetapi akhirnya
mengizinkan saudari-saudari Psikhe datang ke istana mereka. Ketika tahu keadaan
Psikhe, saudari-saudarinya jadi iri. Mereka lalu berusaha membuat Psikhe dan
suaminya berpisah, dengan harapan sang suami tak dikenal nantinya akan menikahi
mereka.
Mereka
memanas-manasi Psikhe. Menurut mereka, Psikhe harus tahu identitas suaminya,
karena bisa saja suaminya adalah monster, seorang monster tentu tidak ingin
wajahnya dilihat. Mereka juga menyuruh Psikhe membunuh suaminya itu jika memang
monster.
Malam
itu, Psikhe benar-benar melakukan yang dikatakan oleh kakak-kakaknya. Ia
membawa sebuah lentera dan sebuah belati. Awalnya ia ragu, namun kata-kata
kakaknya terus terngiang dan ia pun menyalakan lentera.
Ketika
cahaya lentera menyinari wajah suaminya, Ia langsung menyadari siapa yang
selama ini bersamanya. tidak lain adalah Cupid sang dewa cinta. Psikhe pun
makin mencintai Cupid. Namun karena kaget melihat Cupid, Psikhe tidak sengaja
menumpahkan minyak dari lenteranya ke badan Cupid.
Psikhe menyalakan lentera, dan minyak jatuh ke tubuh Cupid
Cupid
merasa sakit sekaligus marah akibat perbuatan Psikhe itu. Cupid pun langsung
terbang begitu saja dan meninggalkan Psikhe, yang hanya bisa menangis sendirian
menyesali perbuatannya.
Lama
Psikhe menunggu suaminya. namun Cupid tidak lagi datang. Psikhe pun
meninggalkan istananya dan menemui kakak-kakaknya. Psikhe menceritakan tentang
kepergian suaminya dan langsung pergi lagi menjelajahi Yunani mencari
keberadaan suaminya.
Setelah
mendengar bahwa suami Psikhe adalah dewa dan kini telah meninggalkan Psikhe,
kakak-kakak Psikhe pun pergi ke bukit berbatu dan berharap akan dibawa ke
istana sang dewa. Zefiros memang datang membawa mereka tetapi bukan ke istana
melainkan ke jurang, dia lalu menjatuhkan mereka di sana sampai mati.
Psikhe
terus berjalan hingga ia memasuki Kuil Demeter. Di dalam kuil itu terdapat
banyak biji-bijian berceceran sehingga kuil itu nampak berantakan. Sambil
bersedih Psikhe mengumpulkan biji-bijian itu sehingga kuil itu tidak lagi
berantakan.
Demeter
melihat apa yang dilakukan Psikhe. Sang dewi pun berbicara padanya, "Kau
pantas mendapatkan kebahagiaan wahai gadis cantik. Jika kau mencari Cupid, maka
sebaiknya kau menemui Ibunya, Afrodit sang dewi kecantikan, dan berdoa memohon
maaf."
Psikhe
sangat senang mendapat perhatian dari Demeter, maka ia segera menuju Kuil
Afrodit. Di sana, Afrodit yang masih kesal dengan Psikhe menemuinya. Gadis itu
meminta maaf kepada Afrodit. Namun sang dewi berkata bahwa untuk menebus
dosanya, ia harus berhasil melakukan tugas-tugas yang akan Afrodit diberikan.
Psikhe pun setuju.
Sebagai
tugas pertama, Afrodit telah menyiapkan setumpuk tinggi biji-bijiann yang
terdiri dari tiga jenis biji. Psikhe ditugaskan untuk memisahkan ketiga
biji-bijan itu ke dalam tumpukan yang berbeda sebelum malam berakhir.
Dengan
putus asa Psikhe melakukan tugas yang mustahil itu. Tapi tiba-tiba datanglah
sekoloni semut yang kemudian ikut membantu Psikhe. Dengan bantuan semut-semut,
tugas mustahil itu pun akhirnya berhasil ia selesaikan sebelum pagi.
Afrodit
yang melihat keberhasilan Psikhe menjadi sangat kesal. Tugas berikutnya adalah
Psikhe harus mengambil wol, dari domba-domba emas yang merumput di pinggir
sungai.
Ketika
Psikhe menuju tempat tersebut, ia dihentikan oleh sekelompok nimfa yang
memperingatkannya, "Wahai gadis cantik! kamu jangan mendekati domba domba
itu! mereka sangat ganas! yang perlu kamu lakukan hanyalah menunggu hingga
siang hari ketika matahari bersinar terik. Mereka akan berteduh di bawah pohon
itu."
Psikhe
mengerti apa yang harus ia lakukan. ia berterima kasih kepada para nimfa dan
pergi mengamati para domba emas.
Ketika
domba-domba itu selesai berteduh. Wol emas mereka tersangkut di batang pohon
dan semak-semak tempat mereka berteduh. Psikhe pun tinggal mengambil wol-wol
itu dari sana.
Semakin
Psikhe berhasil, semakin sulit pula tugas yang diberikan oleh Afrodit. Psikhe
harus mengambil air mematikan dari sungai Stix. Dia mengira kali ini dia akan
mati, namun tiba-tiba datang seekor elang kiriman Zeus yang mengambilkan air
itu untuknya.
Afrodit
jadi makin kesal, dan untuk tugas terakhir Afrodit berkata, "Karena kau,
putraku Cupid menjadi nakal. Dia menjadi tidak penurut lagi. Aku sampai stres
memikirkannya, dan kecantikanku pun berkurang. Sekarang kamu harus pergi ke
dunia bawah, temui Persefone dan mintakan kepadanya sedikit
kecantikannya."
Psikhe
bingung bagaimana memasuki dunia bawah dan kembali hidup-hidup. Psikhe berpikir
tak ada lagi yang bisa dia lakukan, dia pun naik ke menara dan berniat bunuh
diri. Tetapi begitu sampai di menara, bangunan tersebut malah berbicara pada
Psikhe dan memberitahunya cara melaksanakan tugasnya.
Setelah
mendapat petunjuk, Psikhe akhirnya masuk ke dunia bawah. Ia mengikuti jalan
yang diberitahukan oleh sang menara. Psikhe Membayar Kharon satu koin untuk mengantarnya
menuju gerbang dunia bawah. Psikhe Melemparkan satu roti pada Kerberos sehingga
ketiga kepala mereka berebutan memakannya. ia juga menolak berbagai permintaan
yang diajukan oleh para arwah disana.
Ketika
sampai di istana Hades, Psikhe melakukan tugasnya yaitu meminta kotak
kecantikan pada Persefone. Sesuai petunjuk yang dia dapat, Psikhe menolak untuk
duduk di kursi, dan dari semua makanan yang ada di atas meja, dia hanya memakan
roti.
Persefone
mengambil sebuah kotak dan memberikannya pada Psikhe. Setelah mendapat kotak
itu, Psikhe keluar dengan hati-hati dari dunia bawah, dia memberi lebih banyak
kue pada Kerberos dan membayar lagi pada Kharon. Pada akhirnya Psikhe berhasil
sampai di dunia atas.
Namun
sekali lagi Psikhe merasa penasaran. Dia ingin mendapatkan sedikit kecantikan
dari kotak yang dia bawa. Dia berpikir tentu nanti Cupid akan senang kalau dia
menjadi lebih cantik. Psikhe melupakan peringatan dari sang menara dan membuka
kotak itu. Begitu Psikhe membukanya, kutukan tidur langsung keluar dari kotak
itu dan membuat Psikhe tertidur abadi.
Psikhe tertidur abadi, dan Cupid menemui Psikhe
Sementara
luka pada bahu Cupid telah sembuh dan Cupid sendiri telah memaafkan Psikhe
bahkan Cupid kini sangat merindukan istrinya itu.
Cupid
mencari Psikhe dan menemukannya sedang tertidur dalam kutukan. Cupid
mengampulkan kutukan itu dan memasukannya lagi ke dalam kotak. Cupid lalu
menicum bibir Psikhe. Berkat ciuman dari seorang dewa, Psikhe akhirnya bisa
terbangun lagi, dan dia sangat bahagia melihat suaminya. Cupid lalu terbang ke
hadapan Zeus dan memohon supaya Psikhe dijadikan abadi. Zeus setuju dan
menyuruh Hermes membawa Psikhe ke Olimpus. Begitu sampai di Olimpus, Psikhe
diberi minuman para dewa, ambrosia, dan menjadi abadi. Kini Cupid dan Psikhe
bisa bersama dalam kebahagiaan.
Cupid
and Psikhe menikah dan memiliki anak bernama Hedone ("kesenangan").
Afrodit sendiri telah memaafkan Psikhe bahkan dia ikut menari dalam pesta
pernikahan mereka.
Psikhe dan Cupid hidup bahagia
Sumber:
http://id.wikibooks.org/