Cobaan atau Anugerah

It Must have been love? Sering pertanyaan ini muncul dibenakku, dalam keseharianku. Bukan tak mungkin untuk mencari orang lain yang bisa mencintai dan dicintai. Tapi hal tersebut sangat terasa sulit setahun belakangan ini. Tidak bisa merasakan nyaman dan klik dengan orang lain.

      Kadang rasanya ini adalah karma. Hubungan-hubungan yang sebelumnya, aku tidak pernah serius. Merasa ingin mencari dan beranggapan didepan selalu ada yang lebih baik dari ini. Tapi tidak untuk yang satu ini. Aku merasa ini adalah akhir dari pencarian, ini adalah saat aku tidak ingin untuk memiliki atau menuntut. Ini hanya soal rasa. Awalnya..

      Karma itu semakin terasa. Dalam hubungan sebelumnya, tidak untuk menangis tapi sering ditangisi. Omaygad... mungkin dulu aku terlalu jahat. Sekarang aku lebih cengeng ketika harus menahan rindu, aku lebih labil saat menahan rasa. Semua itu ku lakukan dalam diam. Diam dan memposisikan ini adalah karmaku.

      Semakin bertambahnya waktu, setiap sel ditubuh ini mulai menginginkannya. Aku masih menikmati dalam diam, tapi kadang cawan itu tak mampu menampung segala kebahagiaan itu sehingga meluap-luap. Mungkin dia merasa jijik dengan sikapku yang berlebihan. Tapi aku menyayanginya, aku menikmati rasa ini. Ntah dia berpura-pura, ntah dia jujur, aku semakin tidak perduli. Yang ku tau, aku sayang dengannya dan aku tak ingin memilikinya. Ini hanya soal rasa.

      Puncaknya aku merasa cemburu. Cemburu dengan miliknya. Miliknya yang ditunjukkan. Aku berontak, aku marah, aku tidak terima. Aku cemburu. Aku merasa ingin memilikinya, tidak utuh, tapi ingin memilikinya. Dia milikku juga. Aku merasa ingin dikasihani dengan berbagi. Berbagi kasih, berbagi rasa. Pada akhirnya muncul pertanyaan, “Ini Anugrah atau Cobaan”?

      Pertanyaan itu muncul dan memenuhi pikiranku. Dengan segala perbedaan yang ada, dengan keadaan yang ada. Dia Anugrah, aku dapat merasakan rasa yang benar-benar berbeda, aku semakin percaya diri, aku semakin punya mimpi, mimpi itu ingin ku gapai bersama. Dia Cobaan, aku harus mempertimbangkan keluargaku, teman-temanku, sahabatku, Tuhanku. Aku tak mampu memutuskan dia apa.

      Setiap pertemuan selalu ada perpisahan. Dipisahkan oleh maut atau oleh keadaan. Apakah aku menyerah dengan keadaan (?) Apakah aku harus menerima Anugrahku atau justru melewati Cobaanku? Is it Love?

22:31

(pag)